Siapa sih yang tak mau bekerja di perusahaan #teknologi raksasa? Gaji besar, pekerjaan teratur dan kesejahteraan hidup yang cukup terjamin tentu jadi impian semua orang. Namun walaupun kita sudah memasuki zona tersebut, mungkin kita bisa merasa tenggelam dalam kenyamanan dan mulai malas untuk berinovasi dan merencanakan masa depan sebagai entrepreneur.
Untungnya hal tersebut berhasil didobrak oleh beberapa entrepreneur sukses dari Indonesia. Ketekunan dan semangat untuk berinovasi dan menciptakan sesuatu yang baru akan mendorong orang untuk keluar dari zona nyaman dan mulai berpikir secara lebih kreatif. Hal tersebut juga dilakukan oleh sosok muda bernama Ferry Tenka.
Siapakah Ferry Tenka?
Ferry Tenka tadinya adalah seorang pemuda yang biasa-biasa saja. Pria kelahiran tahun 1985 ini merupakan lulusan dari Purdue University jurusan Electrical Engineering. Pengalaman studinya yang terbilang cemerlang mengantarkan Ferry untuk bekerja di perusahaan SanDisk di kawasan Silicon Valley.
Bisa bekerja di Silicon Valley tentu jadi suatu prestasi tersendiri. Punya karir yang bagus, gaji yang lebih dari cukup dan kehidupan yang serba teratur bisa menjadi zona nyaman yang diimpikan hampir semua orang. Namun ternyata tak demikian dengan Ferry, dia merasa masih ada sesuatu yang kurang dengan hidupnya.
Saat kembali ke Indonesia dan sempat berbincang dengan salah satu teman kuliahnya, Jason Lamuda, Ferry dan Jason kemudian memutuskan untuk membuat startup berbasis #internet. Startup tersebut diberi nama Citzle (singkatan dari City Puzzle). Citzle memungkinkan para penggunanya untuk memberikan review mengenai kualitas suatu restoran.
Namun karena saat itu user generated content masih terbilang sangat baru dan belum banyak digunakan, maka review restoran yang diberikan pun tidak sesuai dengan ekspektasi Ferry dan Jason. Menawarkan para pemilik restoran untuk beriklan di Citzle pun percuma karena belum banyak pemilik restoran yang tertarik mengiklankan restorannya di media online.
Awal Mula Lahirnya DisDus
Menyadari kekeliruan tersebut, Ferry kemudian cepat-cepat beralih membentuk startup lainnya, yakni DisDus. DisDus mengusung konsep daily deals, sama seperti konsep yang diusung startup dari mancanegara. Melalui DisDus, para pengguna internet dapat membeli voucher diskon restoran, salon kecantikan, produk rumah tangga dan beragam produk lainnya. Jumlah dan durasi penawaran voucher pun terbatas sehingga para pengguna DisDus harus berlomba-lomba untuk mendapatkannya.
Konsep DisDus ternyata tak hanya menciptakan euforia tersendiri bagi para pengguna internet Indonesia. Para pemilik restoran dan pihak penyedia voucher lainnya juga merasa sangat puas dengan konsep daily deals tersebut. Pasalnya, mereka tak harus membayar DisDus jika voucher diskon yang ditawarkan ternyata tak laku terjual. Selain itu, DisDus juga menjadi salah satu sarana bagi para pemilik bisnis untuk berlomba-lomba memberikan penawaran atau diskon menarik demi memperoleh perhatian para pengguna internet.
Tak lama berselang sejak DisDus mulai meraih perhatian para pengguna internet Indonesia, Perusahaan daily deals asal Amerika Serikat bernama Groupon mulai masuk ke Indonesia dan mengakusisi DisDus yang kini berganti nama menjadi Groupon DisDus. Ferry Tenka dan Jason Lamuda masih memiliki saham di Groupon DisDus dan menjabat sebagia komisaris. Kendati demikian Ferry dan Jason memilih untuk tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan dan mulai memfokuskan diri dengan hal lainnya.
Apa yang Kini Ferry Tenka Lakukan?
Ferry Tenka masih memiliki passion di bidang startup dan teknologi. Hal tersebut berusaha ia wujudkan bersama Jason Lamuda dengan membangun Bilna, sebuah platform e-commerce yang menyediakan segala kebutuhan bayi, mulai dari susu formula, pakaian, perlengkapan mandi hingga berbagai mainan bayi.
Meskipun tahun pertama yang dilalui Bilna cukup sulit, namun di tahun 2014 Bilna mulai bergerak maju dan memperoleh suntikan dana investasi. Hingga kini Ferry dan Jason dibantu oleh 150 orang anggota tim lainnya untuk memajukan Bilna. Bilna bahkan tak hanya menjadi #startup perlengkapan bayi, namun sudah bisa memposisikan diri sebagai penasehat BerryBenka, startup fashion retail yang didirikan sejak tahun 2011.
Semua kesuksesan tersebut berusaha di capai Ferry di usia yang terbilang masih muda. Karena tak ada yang mustahil dilakukan saat masih muda, saat masih punya banyak energi dan saat masih punya banyak ide-ide kreatif yang harus segera direalisasikan.
0 komentar:
Posting Komentar