Pada artikel sebelumnya, Maxmanroe sempat membahas mengenai profil dari orang terkaya di Indonesia yakni Robert Budi Hartono. Dengan imperium bisnis yang menggurita, beliau menjadi salah satu hartawan yang paling langgeng menduduki posisi wahid dalam tangga orang terkaya di Nusantara. Dan ungkapan buah jatuh tak jauh dari pohonnya sangat tepat disematkan pada keluarga Budi Hartono. Pasalnya sang anak, Martin Hartono kini juga sedang menata jalan kejayaan mengikuti jejak ayahnya.
Lahir sebagai generasi taipan bisnis yang ketiga, jelas memberi perbedaan antar Martin Hartono dengan sang ayah dalam hal pola pikir dan visi masa depan. Jika sang ayah bergerak di bidang komoditi riil, Martin Hartono lebih melihat internet sebagai jembatan kesuksesannya.
Tidak sedikit nama perusahaan digital yang kini ada di bawah jaringan bisnis Martin, sebut saja situs ecommerce Blibli.com, forum Kaskus, inkubator bisnis MarehPutih serta masih banyak yang lain. Lebih dalam mengenai perjalanan karir Martin Hartono, berikut ulasannya.
Awal Karir Martin Hartono
Martin Hartono merupakan salah satu putra dari pemilik grup bisnis Djarum, Robert Budi Hartono. Lahir dalam keadaan yang terbilang sangat berkecukupan tentunya menjadi privilege tersendiri dari putra nomor dua dari tiga bersaudara tersebut. Namun yang pasti bukan hanya kehidupan nyaman yang mengantar Martin di posisinya saat ini. Dibutuhkan juga kerja keras serta kemauan yang tinggi untuk mencapai kesuksesan layaknya sang ayah.
Sebelum terjun ke dunia bisnis, Martin telah membekali diri dengan ilmu formal yakni berkuliah di beberapa universitas di luar negeri. Memang sejak masa muda, ia telah terbiasa tinggal di luar negeri. Setelah tamat dari San Diego Mesa College pada 1994, ia melanjutkan pendidikan tinggi di University of California. Sesuai dengan jejak sang ayah ia mengambil jurusan ekonomi dan lulus pada tahun 1996.
Melengkapi ilmu bisnisnya, pada tahun yang sama ia langsung melanjutkan pendidikan di Claremont Graduate University – Peter F. Drucker and Masatoshi Ito Graduate School of Management untuk mendalami jurusan pemasaran dan strategi. Pada tahun 1998, ia resmi lulus dan siap ditarik kembali ke Indonesia untuk mulai berkarir.
Kala itu jenjang karir pertamanya yakni masuk sebagai Business Technology Director PT Djarum. Bukan tanggung jawab yang mudah tentunya. Namun yang menarik meski tidak mempunyai pendidikan formal spesifik tentang dunia teknologi, Martin Hartono terbilang sangat mumpuni dalam bidang tersebut.
Rahasiannya adalah ternyata ketertarikan serta pandangan Martin akan potensi dunia teknologi khususnya bisnis digital sudah amat besar sejak ia masih menjalani studinya. Ia sering belajar secara informal langsung pada pakar serta rekan yang memang ahli dalam bidang tersebut. Hasilnya, sekembali dari Amerika, ia sudah sangat siap dengan ranah bisnis digital.
Membangun Perusahaan Investor GDP Venture
Setelah mengabdi hampir sepuluh tahun, Martin merasa sudah siap untuk mendirikan perusahaan yang ia kelola sendiri. Meski tidak serta merta meninggalkan Djarum, pada tahun 2008 Martin membangun PT. Sarana Menara Nusantara. Perusahaan tersebut masih merupakan jaringan Djarum Group yang fokus pada bisnis pendirian tower jaringan. Perusahaan tersebutpun terbilang berjalan dengan lancar dibawah komandonya sebagai CEO.
Dan nyatanya, Perusahaan Sarana Menara Nusantara bukan merupakan pelabuhan akhir untuk Martin. Ia merasa mimpi terbesarnya masih belum tercapai. Hingga pada tahun 2010, dengan izin ayahnya ia mendirikan sayap Djarum Group berikutnya yakni PT Global Digital Prima (GDP) Venture.
Pada dasarnya GDP Venture merupakan perusahaan permodalan yang fokus pada pendanaan startup digital dan #bisnis online. Bersama GDP Venture, nama Martin Hartono semakin dikenal sebagai pemain besar dalam dunia bisnis digital. Bagaimana tidak, GDP Venture saat ini telah berhasil merangkul banyak perusahaan serta #startup digital besar di Indonesia.
Pencapaian besar yang telah dilakukan Martin bersama GDP Venture yakni dalam membangun situs ecommerce Blibli.com. Selain itu juga keberhasilan menjadi investor utama dari mega forum Kaskus. Yang menjadikan hal tersebut makin istimewa adalah, kala itu founder Kaskus Andrew Darwis menolak tawaran pendanaan Google dan lebih menerima pinangan Martin dengan alasan kesama visi dan untuk menjaga asset lokal.
Selain itu lewat inkubator bisnis MerahPutih, jaringan bisnis digital juga membawahi beberapa startup berkembang seperti Mindtalk, LintasME, Crazymarket, DailySocial.net dan beberapa lagi lainnya. Saat ini Martin tercatat masih aktif sebagai CEO PT Sarana Menara Nusantara dan GDP Venture. Membawahi sangat banyak perusahaan digital lokal di Indonesia, menjadikan sosok Martin banyak dikaitkan sebagai calon taipan bisnis digital di masa depan.
Ia sendiri pernah menyatakan bahwa potensi bisnis digital di Indonesia sangatlah besar, bahkan Indonesia juga mempunyai peluang menjadi pemimpin di pasar global. Yang diperlukan adalah persiapan yang matang agar dapat menikmati hasilnya dalam beberapa tahun mendatang.
Martin Hartono memang terlahir dari keluarga berlimpah harta namun kesuksesan yang ia telah dapatkan saat ini bukan semata karena itu saja. Ia juga menunjukkan determinasi tinggi untuk mewujudkan mimpinya. Semangat berbisnis.
0 komentar:
Posting Komentar