Ayam merupakan salah satu bahan makanan yang lezat, bergizi, mudah ditemukan dan harganya relatif terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat. Banyak sekali pebisnis kuliner yang memanfaatkan ayam sebagai salah satu menu andalan. Hal ini mendorong banyak peternak ayam dan hasil olahannya untuk menyediakan stok ayam segar sebagai bahan baku kuliner sepanjang tahun. Dagingnya yang lembut dan mudah diolah membuat ayam disukai oleh semua kalangan umur.
Di tangan seorang pria bernama Puspo Wardoyo, ayam bukan hanya diolah sebagai bahan kuliner yan lezat dan bergizi. Pengolahan ayam yang baik dan diramu dengan startegi penjualan yang tepat menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam menjalankan suatu #bisnis kuliner.
Siapakah Puspo Wardoyo?
Puspo Wardoyo adalah pria kelahiran 30 November 1967. Terlahir sebagai 7 bersaudara dengan keadaan keluarga yang sederhana membuat Puspo harus rajin membantu orangtua menjual daging ayam dan membuka warung kecil-kecilan. Di pagi hari, Puspo menyembelih ayam untuk dijual di pasar. Sedangkan di siang hari, Puspo membantu orang tuanya untuk menjual berbagai menu makanan siap saji dari olahan ayam seperti ayam goreng dan ayam bakar di warung yang berlokasi di daerah kampus UNS Solo.
Setelah berhasil menamatkan pendidikan di UNS Solo, Puspo Wardoyo lantas menjadi guru seni di SMA Negeri 1 Muntilan, Jawa Tengah. Profesinya sebagai PNS tersebut tidak membuatnya mudah berpuas diri. Ia justru memilih mengundurkan diri karena ingin mewujudkan cita-citanya menjadi seorang pebisnis. Puspo lantas mulai membuka bisnis makanan. Bisnis pertama ini banyak memperoleh cibiran dan cemoohan dari para kenalannya. Namun semangat Puspo untuk berbisnis kembali bangkit ketika mendengar cerita dari salah seorang temannya yang menjual Bakso di Medan.
Teman Puspo tersebut menceritakan bahwa prospek bisnis kuliner di Medan sangat bagus dan menjanjikan. Dengan berbekal sebuah gerobak bakso, teman Puspo kala itu dapat mengumpulkan keuntungan bersih sebesar Rp 300.000 per hari. Sebuah nilai yang sangat fantastis di akhir tahun 1990. Bisnis bakso tersebut membuat teman Puspo mampu membeli tiket pesawat sebulan sekali untuk menengok keluarganya yang tinggal di Solo.
Cerita sukses ini kembali membangkitkan semangat Puspo untuk tekun berbisnis dan merantau ke Medan. Puspo mulai melirik kembali profesi guru yang sempat ditinggalkannya. Ia menjadi guru SMU di Bagan Siapi Api, Riau untuk mengumpulkan modal. Berbekal uang senilai 2,4 juta rupiah, Puspo memberanikan diri untuk membeli motor dan menyewa rumah kontrakan. Sisa uang sejumlah 700 ribu rupiah kemudian digunakan untuk modal berjualan ayam bakar. Puspo kemudian membuka warung ayam bakar yang berlokasi di daerah Poloni Medan.
Kesuksesan Bukanlah Milik Sendiri, Melainkan Hasil Dukungan Orang Lain
Lambat laun bisnis kuliner yang ditekuni Puspo semakin berkembang dan bertambah besar. Jumlah pegawainya pun semakin bertambah banyak. Suatu hari salah seorang pegawai Puspo terlilit utang karena meminjam uang dari rentenir. Puspo pun tergerak untuk membantu sang pegawai dengan meminjamkan sejumlah uang untuk melunasi utang-utangnya.
Sebagai ucapan terima kasih, sang pegawai kemudian mengajak sahabat suaminya yang berprofesi sebagai wartawan surat kabar lokal di Medan untuk singgah ke warung ayam bakar milik Puspo. Wartawan tersebut kemudian menulis sebuah artikel yang menceritakan profil Puspo Wardoyo serta warung ayam bakarnya. Judul artikel tersebut yakni “Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo”.
Tak disangka ternyata artikel tersebut membawa berkah dan rezeki bagi bisnis Puspo. Banyak orang yang berbondong-bondong datang ke warungnya untuk mencicipi kelezatan ayam bakar setelah membaca artikel di surat kabar lokal tersebut. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Puspo untuk mengembangkan bisnis kulinernya hingga sekarang.
Hingga saat ini Puspo telah berhasil mengembangkan lebih dari 100 outlet Ayam Bakar Wong Solo di sejumlah kota-kotabesar di Indonesia. Dengan lebih dari 50 menu makanan dan minuman yang disediakan, Puspo juga berhasil memasuki persaingan bisnis kuliner di ibukota. Berawal dari merintis bisnis di daerah pinggiran Jakarta, kini Ayam Bakar Wong Solo telah menjadi salah satu primadona bisnis kuliner di Indonesia. Bahkan hingga tahun 2014, Puspo sudah berhasil membuka 5 outlet Ayam Bakar Wong Solo di Malaysia.
Kesuksesan yang diperoleh Puspo Wardoyo tidak lepas dari usaha yang giat serta dukungan dari keluarga dan tim yang terlibat dalam bisnisnya. Semoga kisah sukses Puspo Wardoyo dapat menginspirasi orang lain untuk senantiasa berbuat baik dan tekun dalam menjalankan bisnis.
0 komentar:
Posting Komentar